Go Min A's POV
Berlarian diatas pasir putih, melompati gelungan-gelungan ombak, menginap di villa pinggir pantai, dan menyaksikan sunset jingga ditengah keemasan senja. Jeju Island, sebuah pulau di timur korea selatan yang menawarkan pesona laut dan alam yang sangat indah. Aku bukan sedang mempromosikan suatu layanan tour atau yang lainnya, tapi, disinilah aku sekarang. Pulau Jeju yang mahsyur akan keindahannya, menghabiskan musim panas bersama kedua sahabatku Hyeorin dan In Gyeo dengan menikmati liburan manis berkesan, dan disini, di tempat romantis ini, kedua sahabatku yang centil-centil itu mempunyai satu misi khusus, yaitu menemukan namja tampan cinta sejati mereka. Sungguh konyol di telingaku, tapi aku dipaksa untuk masuk kedalam permainan mereka dengan memasang taruhan. Siapa yang lebih dulu diajak dinner oleh namja tampan, dia yang menang. Dan mereka yang kalah, harus rela diperbudak oleh dia yang menang selama dua minggu. Ah sial, bukannya bersantai, aku malah harus berburu namja.
“Apakah masih lama? Aku….hoeeek..mual” lagi lagi Hyeorin muntah. Sungguh, kalau kau ada disini kau tidak akan tahan berada didalam mobil ini walaupun hanya lima detik.
“Aiishh…bisakah kau berhenti muntah? Aroma didalam mobil ini sudah tidak karuan” desisku sambil menekan tombol untu membuka kaca mobil.
“Sebentar lagi, sabarlah….” Ujar In Gyeo sambil terus menyetir. Matanya tetap menatap lurus kedepan.
Setelah menempuh dua kelokan dan satu tanjakan akhirnya villa keluarga In Gyeo terlihat juga. Villa yang indah dengan nuansa putih dan asri. Villa ini letaknya diatas tebing dipinggir pantai, hingga aroma asin laut dapat tercium dari sini, dan jika kita ingin ke pantai, tinggal menuruni tangga yang dipahat pada sisi tebing. In Gyeo memarkir mobilnya dibawah pohon yang tumbuh di halaman villa kayu ini.
“C’mon guys, angkat barang-barangmu kita sudah sampai” In Gyeo menetralkan kopling mobilnya.
“Villa yang sangat indah In Gyeo-ya” aku menangkupkan tanganku diatas mataku untuk melihat villa itu dengan jelas, matahari siang ini sangat silau.
“Terimakasih, ibuku yang merancangnya” In Gyeo menjejalkan kunci keperakan dengan gantungan kunci berbentuk bebek kedalam lubang kunci di pintu villa.
“In Gyeo-ya, aku ingin ke kamar kecil” ujar Hyeorin. In Gyeo memutar gagang pintu dan mendorongnya kearah dalam.
“Kamar mandinya ada di lorong itu, pintu kedua di sebelah kanan” In Gyeo menunjuk sebuah lorong di sebelah kiri ruangan ini.
“Well, selamat datang, anggap rumah sendiri” kata In Gyeo padaku.
“Villa yang sangat nyaman” aku memperhatikan sekeliling ruangan bergaya vintage western ini. Ada sebuah teve LCD besar di dinding dan sofa rotan dengan bantal bantal putih berajut. Ada rak yang penuh dengan vcd dan pajangan-pajangan berbentuk tokoh anime jepang. Ada sebuah keyboard yang ditutupi kain pantai, AC, juga karpet tebal.
“Ayo kutunjukan kamarnya” In Gyeo menarik tanganku. Membuka dua pintu di lorong sebelah kiri. Kedua kamar ini mempunyai teras yang menyatu dan menghadap ke pantai. Aku memilih kamar di sebelah kiri, dan In Gyeo menempati kamar di sebelah kanan. Hyeorin keluar dari kamar mandi dengan wajah yang sudah fresh.
“Hyeorin-ya, kamarmu yang diujung sana” In Gyeo menunjuk sebuah pintu diujung lorong, lalu menarik tangan Hyeorin. Kamar ini lebih luas, tapi tidak memiliki teras dengan view pantai. Hyeorin bertengger di pintu masuk kamarnya, celingak celinguk lalu berbalik.
“Huwaaaaa….bagus sekaliii ^^” soraknya lalu berlari menuju ranjang dan tanpa basa basi menghempaskan tubuhnya ke ranjang.
“Hahahaha…aku senang kau menyukainya” sahut In Gyeo.
“Kurasa aku akan beristirahat sebentar, kepalaku masih sedikit berputar-putar” Hyeorin memejamkan matanya.
“Sebaiknya tidak kita gangu” bisikku pada In Gyeo.
“Aku setuju, yuk!” balas In Gyeo seraya berjalan menuju ruang tengah.
“Jam berapa ini?” tanyaku.
“Hmmm….setengah empat lewat sedikit” jawab In Gyeo.
“Ah..sebentar lagi ada serial anime kesukaanku” sorakku lalu berlari kecil menuju sofa didepan teve.
“Aku tidak mau ketinggalan, hari ini episodenya seru” lanjutku pada In Gyeo.
“Ahaha…baiklah, aku akan beres-beres, kalau ada apa-apa, aku ada di kamarku” balas In Gyeo.
***********************************************************************************
“Ah, bikin penasaran saja…” bisikku pada diri sendiri setelah serial anime yang kutonton habis. In Gyeo keluar dari kamarnya, menuju dapur. Dia membuka pintu lemari pendingin dan melongokkan kepalanya.
“Tidak ada apa-apa disini, kurasa kita harus ke mini market” katanya lantang.
“Aku setuju, perutku keroncongan setelah semua isinya dikuras tadi” sahut Hyeorin yang tiba-tiba sudah ada didekat kami.
“Kalian pergilah sana berdua, aku disini saja” ujarku sambil mengganti-ganti channel teve.
“Aku nggak mau, kita harus pergi bertiga!” In Gyeo menarik tanganku.
“Iya, kalau kau tidak ikut, kami tidak belikan makanan :p” tambah Hyeorin.
“Aiishh…baiklah, tapi aku tunggu didalam mobil saja” aku mengalah.
“Siapa bilang kita akan naik mobil? Mini marketnya tidak terlalu jauh kok” In Gyeo menyeringai.
“Mwo?? Lalu naik apa? Cuaca hari ini panas sekali!” aku melepaskan tangan In Gyeo dari tanganku.
Tanpa basa basi, In Gyeo menarikku menuju garasi kecil di belakang villa.
“Kita naik ini…” In Gyeo menunjuk dua buah sepeda. Sebuah sepeda gunung modern dengan dua gir dan sebuah sepeda kumbang lengkap dengan boncengannya. Hyeorin dengan cepat memegang sepeda gunung lalu terkekeh.
“Well, kita berdua naik ini saja MinA-ya. Lagipula jalan dari sini menuju super market hanya turunan dan beberapa kelokan, kau pasti kuat!” In Gyeo menepuk-nepuk bahuku.
“Mwoya? Maksudmu, aku yang membonceng? Haaa…kasihanilah aku In Gyeo-ya” aku berpura-pura lemas. In Gyeo diam saja, melipat kedua tangannya di dada, tanda keputusannya sudah bulat. Dengan berat hati, aku naik ke sadel sepeda tua itu, dan In Gyeo langsung menyusul, duduk di boncengan belakang.
“Belum kalah taruhan saja aku sudah diperbudak oleh kalian berdua” desisku.
“Bukan bermaksud begitu, hanya saja, kau bertambah gemuk akhir-akhir ini. Kau butuh olah raga darling” In Gyeo ngeles.
“Huft…terserah kau” jawabku bête, sambil terus mengayuh. Tidak berapa lama, kami sampai di mini market yang disebut In Gyeo.
“Aku tidak ikut masuk ya, malas. Aku titip ramyun instan dan snack kentang. Kalau kau sudah selesai, miscall aku ya” ujarku pada In Gyeo, tanpa merubah posisiku, tetap bertengger di sepeda.
“Baiklah, selamat bersenang-senang” In Gyeo mengeluarkan jurus senyum mautnya.
Aku tidak menghiraukannya dan langsung mengayuh lagi, aku baru sadar, mini market ini ada di daerah padang bunga. Bunga-bunga kuning sedang bermekaran. Indah sekali.
Author's POV
MinA sibuk memperhatikan bunga-bunga yang terhampar indah disekitarnya, hingga tidak melihat ada sebuah lubang dalam yang besar dihadapannya. Dan tanpa bisa dicegah lagi, MinA jatuh terguling kedepan bersama sepedanya dan seorang namja.
“Arggh….” Namja itu mengerang.
“Aduuh, sakit” MinA mencoba duduk sambil memegangi kakinya.
“Ha? Kau!” namja itu berkata sambil menunjuk MinA.
“Apa kau? :p..” MinA menyibir namja itu
“Mwo?....Cho Kyuhyun! Kau buta atau gila? Menabrak sepedaku?” bentak MinA dengan expresi yang sudah berubah total, dari kesal menjadi bingung stelah melihat siapa yang ditabraknya.
“Kau yang seharusnya kutanya begitu! Aku sedang menyebrang tiba-tiba kau dan sepedamu jatuh diatas kepalaku” namja yang dipanggil Cho Kyuhyun tadi balas membentak dengan gaya yang dilebih-lebihkan.
“Kau menyalahkan aku? Sudah jelas kau tadi menabrakku” MinA tidak mau kalah
“Hei kau benar-benar gila ya…kau yang tiba tiba jatuh diatasku, kau menabrak lubang itu! Salahkan lubang itu, jangan salahkan aku :p”
“Aku bingung sebenarnya yang gila itu aku atau kau! Sudah jelas itu adalah lubang, L-U-B-A-N-G, dan kau menyuruhku memarahi sebuah lubang?” MinA menunjuk-nunjuk lubang tadi.
“Sudahlah tidak ada gunanya menjelaskan hal seperti ini padamu, baiklah aku mengaku salah, walaupun aku tidak salah. Selesai kan sekarang? Aku harus pergi” Kyuhyun berdiri dan menyibak pakaiannya dengan kedua tangannya lalu berjalan menjauh.
“Tunggu…” MinA memanggil. Kyuhyun berbalik dan memasang ekspresi ‘ada apa lagi?’
“Bantu aku berdiri, kakiku terjepit di jari-jari roda sepeda” kata MinA pelan. Kyuhyun kembali dan mengangkat sepeda yang menindih kaki MinA, kakinya masih tersangkut disana. Kyuhyun menarik kaki MinA dengan paksa.
“Aduh, sakit tau! Pelan-pelan” MinA mengeluh. Sekarang Kyuhyun menarik kaki MinA seperti orang kelaparan, tanpa tenaga.
“Ya nggak gitu juga kali” protes MinA.
“Makanya, kalau bicara dipikir dulu” Kyuhyun masih focus dengan kaki MinA. Dia memutar sedikit roda sepeda sambil menarik kaki MinA, dan cara itu berhasil. Kyuhyun menarik tangan MinA.
“Bisa jalan sendiri?” tanyanya.
“Tentu saja :p” jawab MinA. Tapi tentu saja dia tidak bisa, kakinya terkilir parah, dan ia terjatuh tidak lama setelah ia mencoba berjalan.
“Tuh kan” Kyuhyun menunjukan evil smirknya.
“Lalu kalau aku tidak bisa berjalan, kau mau apa?” tanya MinA judes.
“Aku gendong sini” Kyuhyun menawarkan punggungnya.
“Aku bawa sepeda, kau lupa ya?” nada bicara MinA tidak berubah.
“Baiklah, aku bonceng kalau gitu” Kyuhyun menawarkan sekali lagi.
“Tidak usah, terimakasih” MinA berjalan terpincan-pincang kearah sepedanya.
“Berjalan saja kau tidak bisa, apalagi mengayuh sepeda melewati tanjakan itu” kata-kata Kyuhyun meruntuhkan semangat MinA.
“Anggap saja, permintaan maafku karena sudah ‘menabrak’ mu” lanjut Kyuhyun dengan penekanan di kata ‘menabrak’.
“Minta maaf si minta maaf, tapi tidak usah pakai nyindir segala dong” MinA mendelik.
“Mau kubantu tidak?” Kyuhyun menggoda MinA.
“Ingat ya, kau menolongku, itu bukan keinginanku. Jadi jangan anggap aku berhutang budi padamu” ujar MinA sinis.
“Baiklah, terserah kau saja” Kyuhyun menduduki sadel sepeda kumbang itu, setelah MinA naik, Kyuhyun memulai penderitaannya *halah*.
“Kau sedang apa disini?” tanya Kyuhyun.
“Berlibur, kau sendiri?” MinA balas bertanya.
“Sama seperti kau, aku juga berlibur. Dengan kedua teman rese’ku” jawab Kyuhyun.
“Mwo? Sama dong, aku juga bersama kedua temanku” MinA bersorak.
“Kau menginap dimana?” tanya Kyuhyun lagi.
“Di villa milik keluarga temanku, di tebing itu” MinA menunjuk tebing tempat villa In Gyeo berdiri.
“Aku tinggal di hotel dekat sini, teman-temanku sedang ke super market”
“Mwo? Kok sama? Teman-temanku juga sedang ada di super market”
“Hahaha masa’ sih?”
Go MinA's POV
Tidak menyangka, jauh-jauh berlibur ke Pulau Jeju, bertemunya dengan tetangga sebelah rumah, Cho Kyuhyun. Dia, anak bungsu dari dua bersaudara, mempunyai kakak perempuan teman mainku sejak kecil yang sekarang sedang menempuh kuliah semester pertama. Sedangkan aku dan Kyuhyun seumur, namun berbeda sekolah. Aku bersekolah di SMA negri, dan dia bersekolah di SMA swasta khusus anak laki-laki, karena temannya laki-laki semua, terkadang aku meragukan kalau dia suka dengan lawan jenis alias homo, soalnya dengar-dengar dari teman, biasanya di sekolah seperti itu, kebanyakan muridnya menyukai sesama jenis. Hiiiy... Dulu Kyuhyun sering ikut main bersama denganku dan Eunra eonni, tapi sejak kelas 6 sekolah dasar, kami sibuk dengan sekolah kami masing-masing. Eunra eonni berbeda dua tahun dengan kami berdua. Jadi sekarang aku dan Kyuhyun sama-sama berada di kelas dua SMU. Dan sungguh tidak terduga, kami bertemu disini dengan cara seperti ini.
Author's POV
“Nah sudah sampai…hosh..hosh..” Kyuhyun ngos-ngosan.
“Tunggu sebentar ya” MinA memberi isyarat dengan tangannya pada Kyuhyun untuk menunggu. Tak berapa lama, MinA keluar bersama kedua temannya.
“Nih, anggap saja ini ucapan terimakasihku” MinA menyerahkan sebotol minuman sari buah kepada Kyuhyun.
“Kalau begitu sama-sama” Kyuhyun meraih minuman itu dari genggaman MinA dan langsung menegaknya sampai habis. MinA hanya mengangguk. Hyeorin mendekatinya lalu berbisik.
“MinA-ya, kau mengenalnya? OMO, noemu kyeopta”
“Oiya, Kyuhyun-ah, kenalkan ini kedua temanku, Hyeorin dan In Gyeo” MinA menunjuk kedua temannya.
“Cho Kyuhyun imnida, salam kenal” Kyuhyun membungkukan badannya 90 derajat, dan dibalas oleh Hyeorin juga In Gyeo.
“Dia ini, tetanggaku dari kecil. Rumahnya di sebelah rumahku” MinA menjelaskan
“Betul sekali, dia waktu kecil rese’ sekali lho” Kyuhyun melirik MinA dan dalam sekejap sikut MinA
mendarat di pinggang Kyuhyun.
“Aduh..” Kyuhyun meringis.
“Oiya, ini nih, temanku yang punya villa” MinA merangkul In Gyeo.
“Ah, kau ini berlebihan MinA-ya, kapan-kapan kalau ada waktu, berkunjung saja” In Gyeo berkata pada Kyuhyun.
“Tentu…terimakasih” Kyuhyun membungkuk sekali lagi.
“Kok kau bisa sopan begitu sih?” MinA bertanya tak acuh
“Biasanya dulu kalau main kerumah, pasti seenaknya” lanjut MinA.
“Kyuhyun-ah!” dua orang namja keluar dari super market sambil memanggil Kyuhyun.
“Itu teman-temanku” Kyuhyun menunjuk kedua namja yang memanggilnya tadi.
“Guys, perkenalkan, ini tetanggaku MinA, dan itu Hyeorin, dia In Gyeo” Kyuhyun menunjuk satu persatu yeoja yang baru ditemuinya.
“Hai manis, panggil aku ‘Eunhyuk namja paling ganteng se-Korea’” Eunhyuk menyalami Hyeorin dan In Gyeo satu persatu sambil menunjukkan gummy smilenya yang manis.
“Aku Lee Donghae, tapi kau bisa panggil aku Donghae atau Hae saja” namja tampan dengan rambut blonde itu tersenyum sambil membungkukan badannya 90 derajat.
Cho In Gyeo's POV
Namja bernama Kyuhyun ini tampan sekali, OMO. MinA tidak pernah bilang kalau dia punya tetangga setampan ini.
“Ah, sebaiknya kami kembali. Sudah hampir gelap” Akhirnya aku membuka suara setelah sekian lama hening.
“Iya benar, aku setuju. Perutku sudah minta diisi” Hyeorin mengiyakan.
“Tapi sepertinya kau harus memboncengku In Gyeo” MinA nyengir
“Waeyo? Ada apa denganmu?” Aku mengerutkan alisku.
“Kakinya terkilir, makanya aku mengantarnya kesini” Kyuhyun menyahut.
“Yang benar MinA-ya?” aku meminta penjelasan.
“Ne, dia benar” MinA mengiyakan.
“Tadi dia menabrak lubang besar, lalu jatuh menimpaku. Nih lihat” Kyuhyun menunjuk sikunya yang luka.
“Dia yang ditimpa kok kau yang terkilir?” Eunhyuk bertanya seenaknya.
“Kakiku masuk ke jari-jari roda sepeda, sakit sekali” MinA menjelaskan.
“Iya, dia tidak bisa mengayuh sepeda, terkilirnya parah” Kyuhyun menjelaskan lagi.
“Kalau kau? Apakah kau baik-baik saja?” aku bertanya pada Kyuhyun.
“Aku tidak apa-apa, ini hanya luka kecil. Aku ini kuat” Kyuhyun menunjukan bicepnya membuatku semakin terpesona.
“Kyuhyun-ah, sebaiknya kita kembali ke hotel” kata Donghae.
“Kita harus mengobati lukamu” lanjutnya.
“Annyeong” Eunhyuk melambaikan tangannya.
“Annyeong” jawab kami serempak.
“Ayo MinA-ya” aku menaruh belanjaan kami dikeranjang yang terpasang di stang sepeda bagian depan, lalu naik ke atas sadel sepeda.
“Mianhae” MinA meminta maaf.
“Kau meminta maaf untuk apa? Kau tidak salah” Aku menyahut.
“Gara-gara kakiku terkilir, kau harus mengayuh menanjak untuk kembali ke villa”
“Tidak apa-apa MinA-ya, aku juga sudah terlalu gemuk hehe” aku terkekeh.
Go MinA's POV
Gara-gara Kyuhyun nih, aku jadi merepotkan In Gyeo. Dasar anak itu.
“MinA-ya” panggil In Gyeo
“Ne?”
“Hm…Kyuhyun itu tampan ya…” dheg…jantungku berdetak lebih kencang, tidak tahu kenapa.
“Ah masa sih?” aku pura-pura tak acuh.
“Apa kau tidak pernah merasa suka padanya?” detak jantungku bertambah cepat. Aku terdiam sesaat.
“Aku tidak tau..” jawabku pelan.
"Dia sudah punya pacar?" jantungku seperti akan keluar dari tubuhku. apakah In Gyeo suka pada Kyuhyun? kok aku merasakan sesuatu yang aneh ya? seperti perasaan mengganjal dan tidak rela.
"Sepertinya belum.." suaraku tertahan
“ Well, kalau begitu, boleh tidak aku meminta sesuatu…?” In Gyeo berbisik.
“Minta apa?” perasaanku tidak enak.
“Hmmm….aku..ingin..”
to be continued...
mian kalo jelek, monoton, nggak seru, gampang ditebak, bahasanya jelek, dll..
masih newbie. butuh kritik...
thanks buat yang udah berbaik hati relain waktunya buat baca ff junk ini :)
annyeong!